Langsung ke konten utama

Hai, Margaret Thatcher

Pertama, nama beliau ini susah bener ditulis, apalagi diucapkan, aku sangat khawatir jika orang Jepang disuruh mengucapkan nama beliau ini, pasti susah. Tetapi anehnya adalah bahwa tulisan dan ucapan-ucapan beliau ini sangat mudah dicerna dan kesannya memang kayaknya iya ya, begitu. Oleh karena beliau Margaret Thatcher ini dari paham konservatif, maka begitulah tipikalnya, nggak berbelit-belit tapi tepat sasaran.

Aku ogah kalau bahas pekerjaan beliau, pokoknya beliau ini lahir dari keluarga yang tepat. Biasanya faktor keluarga itu penting, karena ya begitulah pokoknya. Beliau lahir tanggal 13 Oktober 1925, tetapi sayang bahwa beliau udah wafat, tepatnya tanggal 08 April 2013. Hidup menyebarkan inspirasi, wafat meninggalkan curahan hati. Begitulah caraku memandang apa yang telah dilakukan oleh beliau Margaret Thatcher. Kebetulan bahwa aslinya bukan kebetulan, hari ini 28 November adalah tanggal di mana tahun 1990 dahulu beliau meletakkan jabatan Perdana Menteri.

Dan ada beberapa ungkapan spesial dari beliau yang aku kira cukup totalitas dan berkelas. Wanita kalau udah mengatakan sesuatu ya begitu, walaupun wanita itu menilai segalanya berdasarkan perasaan, tetapi lain cerita jika mengungkapkan. Nggak berperasaan, tapi sesuai kenyataan. Makanya aku lebih suka mendengar suara lantang dari kaum perempuan, ketimbang ungkapan bijak para pria. Laki-laki itu tau apa sih?

Ini adalah foto Margaret Thatcher waktu muda, diapit oleh kedua murid kesanyangannya. Bukan ya, aku nggak punya foto beliau sih, jadi aku kasih foto dia saja. Aku nggak izin juga.


"Anda akan puas di akhir hari apabila di hari itu, anda berhasil menyelesaikan sesuatu, bukan hanya berdiam diri."

Nah ini ungkapan beliau yang pertama. Jika dilihat dengan cermat, ungkapan tersebut seperti ungkapan ibu pada anak bujangnya. Kalau aku belum pernah diserang kalimat begitu oleh ibuku, cuma kalau kalimat yang senada dengan itu ya sering. Dan dalam hati aku jawab ; 'urusan itu harus dibawa santai, nanti juga kelar sendiri.' Kalau ibuku dengar, udah dikutuk jadi batu aku, supaya terus selamanya cuma berdiam diri, diliatin khalayak lagi. Tega bener seniman yang suka buat patung. Ya pokoknya pelajaran yang bisa aku petik dari ungkapan Margaret Thatcher tadi adalah begini, karena hidup adalah menyelesaikan sesuatu, jika cuma berdiam diri, ada kemungkinan aku nggak hidup. Zombie saja menyelesaikan sesuatu tiap harinya.

"Memang, hanya ayam jantan yang bisa berkokok. Tapi jangan lupa, hanya ayam betina yang bisa bertelur."

Aku pilih ini dari banyaknya ungkapan spesial dari beliau. Unik ya, bagaimana bisa beliau tau bahwa ayam jantan itu bisa berkokok? Ayam jantan itu berkokok kalau tengah menunjukkan sesuatu spesial. Terlebih jika tengah bersama ayam betina, udah nggak mau berhenti berkokok. Intinya, nggak akan selesai jika aku bicara tentang ayam, karena si ayam ini adalah makhluk paling tangguh, mereka mampu bertahan hidup dengan kondisi alam apapun. Tetapi ya pasti punya kelemahan, flu burung misalnya. Apa yang bisa kita ambil dari ungkapan spesial dari Margaret Thatcher tadi? Apakah telur ayam? Ya bukan kayaknya, aslinya jika dilihat dengan seksama, kalimat beliau itu adalah kalimat kritikan sekaligus di lain pihak adalah penyemangat. Pria itu bisanya cuma berkoar-koar nggak jelas, sedang wanita adalah makhluk yang selalu melahirkan sesuatu. Aku kira ungkapan beliau ada benarnya. Aku jadi ingin menjadi ayam jantan yang bertelur kalau gini.

"Tidak perlu ada persamaan untuk bisa menemukan hal baik pada seseorang."

Pendek saja aku mengomentarinya, karena kita adalah berbeda. Perempuan lebih mampu mengatakan 'tidak' dengan lebih baik ketimbang lelaki. Udah itu aja lah, males nulis panjang lebar, ujungnya pria bisa tunduk dan berkata, "ya, kalian para perempuan memang diciptakan untuk lebih dominan."

Ada pidato 10 November 1945 dari bung Tomo sebagai penutup berikut ini. Padahal beliau Margaret Thatcher ini orang Inggris, malah aku tutup dengan pidato yang anti Inggris. Ya nggak masalah, siapa tau nanti saling tumbuh sikap persahabatan.

‘Bismillahhirrohmanirrohim... Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata, di seluruh Indonesia, terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui, bahwa hari ini, tentara Inggris telah menyebarken, pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibken untuk dalam waktu yang mereka tentuken, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang. Mereka telah minta, supaya kita dateng kepada mereka itu, dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta, supaya kita semua dateng pada mereka itu, dengan membawa bendera putih, tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara, di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukken, bahwa rakyat Indonesia di Surabaya. Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing, dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukken satu pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah menunjukken satu kekuatan, sehingga mereka itu terjepit di mana-mana. Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara, dengan mendatengken Presiden, dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita tunduk untuk memberhentiken pertempuran. Tetapi pada masa itu, mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat, sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya, ingin mendengarken jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarken jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkenlah ini, tentara Inggris!!! Ini jawaban kita!!! ini jawaban rakyat Surabaya!!! Ini jawaban pemuda Indonesia!!! kepada kau sekalian!!!

Hei tentara Inggris!!! Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu, kau menyuruh kita mengangkat tangan dateng kepadamu, kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang telah kita rampas dari tentara Jepang untuk diserahken kepadamu. Tuntutan itu, walaupun kita tahu, bahwa kau sekalian akan mengancam kita, untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita. Selama banteng-banteng Indonesia, masih mempunyai darah merah!!! Yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan putih!!! Maka selama itu, tidak aken kita mau menyerah kepada siapapun juga!!!.

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah!!! keadaan genting. Tetapi saya peringatken sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu. Kita tunjukken bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin Merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak Merdeka!!! Semboyan kita tetap, Merdeka atau Mati!.

Dan kita yakin saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! Merdeka!!!.

The Introvert
Aku kurang yakin bahwa namaku ini Ridwan, tapi aku dipanggil dengan nama itu. Aku pria, tapi aku memiliki cita rasa wanita. Aku kurang normal, tapi aku yakin tidak gila. Aku hidup, tapi aku tak bernafas dengan hasratku. Gimana ini...?

Komentar