Langsung ke konten utama

Gambaran Politik

    Adalah hal yang wajar bahwa ungkapan politik adalah seburuk buruknya yang ada di dunia itu benar. Apa bedanya politik dan policik? Oleh karena dasarnya manusia suka dengan sesuatu yang berbau kelicikan, guna memuaskannya maka diadakanlah politik. Dahulu nggak begini, sekarang udah buatan manusia semua, jadinya apapun terutama politik udah nggak layak diungkit. Pada dasarnya, politik adalah bentuk terbaik guna mempersatukan. Tetapi semenjak ada sistem pemerintahan, saat itulah yang namanya persatuan nggak lagi dianggap sebagai yang layak diperjuangkan. Mereka udah memperjuangkan apa yang saya sebut sebagai kepentingan, dan malah lucu lagi karena mereka menggunakan tema persatuan demi kepentingannya. Oleh karena tiap orang maupun golongan punya perbedaan kepentingan, sudah tidak heran jikalau politik jadi korban kelaliman. Masing-masing dari tiap orang maupun golongan akhirnya saling memusuhi dan membuat tipu daya terhadap yang lainnya. Sebaik baik makhluk ciptaan yang cerdik dalam tipu daya hanyalah setan, dahulu kala sebelum manusia diutus ke bumi, setan udah berkuasa di sini. Tampaknya saat ini mereka kembali berkuasa, padahal pada masa Sayyidina Umar, setan hampir pindah ke planet lain daripada bumi.

     Nah, aku kalau nulis beneran ya kayak gini. Tetapi dibalik itu semua, aku hanya heran dengan satu hal, yaitu mengapa kita nggak menyadari rencana Tuhan, sejak dahulu emang begitu. Oleh karena tiap dari kita adalah ujian bagi yang lain. Yang paling aman adalah masalah ilmu, makanya untuk bisa tenteram dalam kehidupan yang penuh gairah fitnah adalah dengan memahami ilmu, sebenarnya ilmu itu dipahami atau dipelajari? Saat kita mempelajari, berbagai pemahaman akan kita kuasai. Tetapi sekali lagi, saat ini aku hanya ingin melihat segala yang melanda. Lagian pasti ada manusia manusia yang nantinya jadi korban perbaikan peradaban politik, dan tentu saja mereka yang berani jadi korban adalah yang paling cepat ketemu Tuhan. Siapa yang nggak mau coba?

Apa perbedaan Al Kasah dan Al Kisah? Dahulu menjadi pembelajaran pada masa Jengis Khan. Siapapun orangnya, pasti ada buruk baiknya, yang mana hal itulah yang menimbulkan fitnah luar biasa. Kadang kita nggak melakukan atau membicarakan apapun saja jadi bahan ketidakadilan, bukannya ini nanti jadi beban bagi banyak orang dengan satu orang? Semakin banyak ketemu manusia, makin bertambah pula kenalan keburukan. Enaknya jadi Tarzan adalah dia nggak ketemu orang, sekali nya ketemu sama pasangan, yang mana bahwa pasangan adalah sebaik baik manusia dalam menutupi segala kekurangan. Ya ampun, sekelas Tarzan aja udah disiapkan pasangan, apalagi kita coba. Tetapi anehnya, kenapa Tarzan mampu berkomunikasi sama kaum binatang? Harusnya kan itu mustahil, lagian cara hewan berpolitik adalah dengan ilmu pengulangan. Jadi, apa salahnya kita belajar pengulangan supaya mampu menjalakan roda pemerintahan dengan tenteram? Amandemen itu bukanlah penyesuaian perubahan zaman, tetapi lebih pada demi tercapainya kepuasan golongan. Sering kali, rakyat jelata adalah bentuk terkuat dalam sebuah keadilan. Mengapa dahulu Che Guevara mati di Bolivia? Padahal bisa saja beliau menetap di Afrika, lalu hidup mati ya di sana. Ternyata bukan ajal yang mendatangi kita, karena kita lebih rendah maka kita yang aslinya menjemput ajal. Alhasil, Malaikat maut itu nggak perlu susah payah lari mengejar, dia udah nunggu santai dan kita lalu melambai untuk dibawa ke tempat paling damai. Darimana asal kata "sentosa?" Lagian apa maknanya? Biasanya awal mula kata itu dari Arab sana.

     Sebagai akhir perlawanan, aku ada sepotong kalimat yang ruwet tapi nikmat. Begini, diskusi di tempat yang sepi adalah lebih disukai dan lebih penting dari pada di perayaan perayaan atau di depan para pembesar dan raja bangsawan ilmuwan. Karena sungguh tempat yang sunyi itu lebih mengumpulkan kefahaman dan lebih banyak untuk menjernihkan hati serta fikiran dalam menemukan kebenaran.

Ingat ya, kita ini cuma manusia, dan pangkat kita juga cuma manusia biasa, bukan manusia pilihan Tuhan. Jadinya kemungkinan kita berlaku lalim adalah lebih kuat. Makanya nanti kalau kita termasuk golongan penghuni Surga, kita layak berbangga karena pangkat awal kita yang cuma begini.

Nah, dengan menjadi manusia biasa, harusnya untuk menghindari keterpaksaan adalah kekuatan utama kita, kecuali dalam hal keduniawian, maka kita lebih condong pada hal yang terpaksa. Jangan lupain nasehat bijak dari pendahulu kita; "Jangan mengintai-intai keburukan saudara kita." Tetapi nanti kalau dengan pasangan, aku akan mengintip kekurangannya, supaya nanti aku bisa memaklumi segala apa yang dilakukan olehnya. Hidup paling damai adalah ketika kita mampu memaklumi segala apa yang terjadi, tetapi kadang yang dimaklumi itu nggak sadar juga, jadinya ya rumit.

Udah itu aja sekian.
Damai dan dengki itu hampir mirip kayaknya ya
Aku kurang yakin bahwa namaku ini Ridwan, tapi aku dipanggil dengan nama itu. Aku pria, tapi aku memiliki cita rasa wanita. Aku kurang normal, tapi aku yakin tidak gila. Aku hidup, tapi aku tak bernafas dengan hasratku. Gimana ini...?

Komentar