Langsung ke konten utama

Cara Mengungkapkan Rasa Sayang

Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu

Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang

 Tanah ku tak kulupakan
 Engkau kubanggakan

 Tanah ku yang kucintai
 Engkau kuhargai

     Tadinya aku gak berencana nulis tema ini, baru sadar hari ini adalah hari kasih sayang. Begini, kalau kita punya rasa sayang pada seseorang, terutama pada lawan jenis, rasanya itu gak enak. Aku lumayan merasakan, walau aku lebih sering punya rasa sayang pada orang terdekatku sih. Sebagai manusia yang udah bawaannya bahwa kalau gak dikasih nutrisi sayang, maka mental perlahan layu, lalu menjadi manusia yang tak mau tau menau, dan cepat tua juga katanya. Jadi, rasa sayang itu sangat penting, nah yang lebih penting lagi adalah bahwa apakah rasa sayang itu bisa diungkapkan? Pahamkah orang yang jadi sasaran rasa sayang yang kita ungkapkan? Karena katanya, tiap orang itu punya rasa tersendiri masalah rasa sayang ini.

     Udah kita ambil saja suara mayoritas, walau kata pecinta kedamaian, bahwa suara minoritas itu lebih penting. Berikut beberapa cara yang bisa kita ambil guna mempelajari tentang bagaimana cara terbaik mengungkapkan rasa sayang.

     Ini adalah bunga yang menjadi lambang kasih sayang, sangat lembut dipandang, walau durinya lumayan menyakitkan. Bunga ini sangat sensitif dengan sentuhan, seperti layaknya rasa sayang. Pasti di lingkungan perkotaan gak ada kan? Wajar kalau di kota itu rasa sayang udah kritis, dan dampaknya muncul konseling konseling yang siap sedia memberi arahan menuju tercapainya rasa sayang. Ini cuma gurauan, sebenarnya rasa sayang itu ada di seluruh penjuru bumi.


     Pertama, selalu siap hadir sebagai pendengar yang baik. Manusia itu punya telinga, tetapi yang digunakan untuk mendengar itu bukan telinga sebenarnya, apalagi aku. Kalau suruh mendengar curhatan orang lain, aku paling malas, terlebih yang curhat itu pria. Tetapi nyatanya aku sebagai manusia yang susah bicara, menjelma menjadi pendengar setia. Ada banyak hal yang ingin orang lain bagikan pada kita melalui lidahnya, nah sebagai manusia yang normal, ada baiknya kita mendengar setiap kata dari si pencerita. Tapi kalau disuruh kasih saran, kita layak belajar dahulu masalah empati. Walau terkadang orang yang bercerita itu sebenarnya gak butuh saran, mereka cuma ingin kita ikut menikmati apa yang juga mereka rasakan. Berbagi itu indah, cuma biasanya kalau masalah berbagi cerita, selalu saja cerita buruk yang dibagikan. Ya nggak masalah, tugas kita cuma berusaha sekuat yang kita bisa, demi kebahagiaan orang yang kita sayang. Ingat, selalu berbagilah cerita pada orang yang kamu sayang, dan selalulah mendengar dengan senang apapun yang diceritakan oleh dia yang kamu sayang. Katanya, itu pupuk keharmonisan.

     Kedua, memberikan dukungan penuh. Mudahnya, harus separtai. Sulit memberi dukungan jika gak sejalan. Harus ada yang mengalah. Sedang ternyata sikap mengalah adalah bentuk rasa sayang paling super. Pernah dengar cerita bahwa apapun yang terjadi, orang tua akan selalu mengalah pada anaknya. Biasanya anaknya suka ngeyel ini, karena aku sebagai anak, malah lebih banyak mengalahnya. Lalu aku olah menjadi rasa sayang. Mengalah itu gak mudah, menyerahkan apa yang kita impikan demi kebahagiaan orang lain, itu gak mudah. Tapi, dibelakang sikap mengalah, ada sesuatu yang juga membuat kita bahagia. Dengan mengalah, kita akan membahagiakan orang yang kita sayang, dan dibelakang nanti kita juga mendapat pelajaran tentang kebahagiaan. Katanya bahwa tujuan utama manusia itu adalah kebahagiaan. Ingat, selalu berilah dukungan penuh pada dia yang kamu sayang, terlebih di saat dia di ambang kekalahan. Dia butuh bahan bakar.

     Ketiga, dan ini yang terakhir. Sebenarnya ada banyak cara lagi, tapi rasa sayang itu bukan sekedar hadiah jasmani, lebih pada mental spiritual. Yang ketiga begini, beri sentuhan secara tulus, katanya bahwa pelukan itu mampu membuat manusia tenteram, segala masalah langsung luntur. Aku sejak lahir belum pernah memeluk ataupun dipeluk orang. Tapi entah dulu saat masih balita, lagian aku anak pertama dan cucu pertama dan cicit pertama pula, pasti wajahku dulu sering dicium banyak orang, dipeluk ditimang timang, dinyanyikan lagu aneh khas pujangga amatiran, kalau dulu aku udah sadar, langsung aku dorong umpama ada yang mau peluk aku. Alhasil hidupku kurang bahagia. Sumber ketenteraman jiwa itu ada pada area dada dan kepala. Tetapi, ada tatacara tertentu kalau mau memberi sentuhan pada kedua area tadi. Kalau salah sentuh, akan berdampak sebaliknya. Ini cara terbaik setelah kedua cara yang awal tadi gak mempan untuk mewujudkan kebahagiaan pada orang yang kita sayang.

Cuma itu yang aku tau, lagian aku ini aslinya lebih sering abai dengan rasa sayang. Jika harus menjalankan ketiga cara tadi, butuh kejernihan pikiran supaya benar aku jalankan. Selalu saja aku beranggapan bahwa hal hal yang berkaitan dengan rasa sayang tidak lebih adalah sesuatu yang lebay. Hidup itu ya emang begini, harus tahan banting! Begitu kalimatku kalau ada yang berkeluh kesah padaku. Kalau ada yang cerita kebahagiaan padaku, aku cuma senyum dengan sedikit rasa iri dan risih dengan mereka. Udah jelas, aku ini belum jadi manusia.

Sebagai penutup begini, menunjukkan rasa sayang itu banyak rupa. Malahan ketiga cara tadi, bukan yang aku biasa lakukan. Walau kalau aku lamunkan, ketiga cara tadi kayaknya emang kalem dan nyaman. Lagian, ketiga cara tadi, adalah nutrisi sayang paling utama dalam keharmonisan sebuah hubungan dengan pasangan. Yang paling aku idamkan adalah, kala aku memberi pelukan hangat pada pasangan. Sedang yang aku pikirkan saat ini adalah, ternyata pasanganku masih piknik di Bulan. Tiap malam aku pandang, dia yang paling menenteramkan, diantara jutaan bintang bintang. Gak enaknya jadi pemuda ya gini, kalimat romansa itu ternyata obat penenang di kala cinta melanda.

Udah, gak saya teruskan! Cukup sekian.

The Introvert, Ridwan

Aku kurang yakin bahwa namaku ini Ridwan, tapi aku dipanggil dengan nama itu. Aku pria, tapi aku memiliki cita rasa wanita. Aku kurang normal, tapi aku yakin tidak gila. Aku hidup, tapi aku tak bernafas dengan hasratku. Gimana ini...?

Komentar