Langsung ke konten utama

Bagaimana Kalau Memendam Rasa Sayang

Hai, namaku Ridwan. Payah bener kalau mau bahas masa muda. Aslinya masa muda itu masa yang paling lucu, mulai dari sok taunya yang berlebih, ngeyel, dan cerita yang lebih menyamai masa kanak kanak. Tapi mantep, aku saja selalu suka membahas sepak terjang para manusia tanggung ini.

Begini, saat masih muda begini, pasti naluri untuk mendekati lawan jenis itu berada paling depan. Uang dan ilmu urusan belakang. Maka, aku dapat prosedur unik, umumnya adalah jatuh cinta - menyatakan perasaan - diterima - bahagia. Saya gak mau bahas prosedur negatifnya, kasihan nanti. Kita berpikir positif saja sore ini. Malah aku punya prosedur yang lebih positif lagi, pertama adalah jatuh cinta - cari tau diam diam - nggak berani nyatakan perasaan - didahului orang - dan sikap pasrah dikeluarkan. Prosedur ini banyak menimpa kawula muda seperti ku, makanya aku mau sedikit belajar tentang ilmu naluri yang satu ini. Sedia payung sebelum hujan.


Katanya, bulan purnama di kala gelap gulita itu paling disukai para pemikir filsafat cinta.

Lalu begini, mau apa pun kondisinya, kita semua pasti sama sama merasakan apa itu cinta. Debaran jantung nya, kikuknya, dan bahagianya jatuh cinta. Artinya, tidak ada salahnya mengungkapkan rasa yang ada dalam dada. Semua punya hak mencintai dan dicintai, semoga nanti saling mencintai. Dengan mengungkapkan rasa sayang, itu adalah salah satu cara terbaik menghargai emosi dalam diri kita.

Kalau aku disuruh begini, maka aku pilih yang awal saja, yaitu memendam perasaan. Alasannya cukup sederhana, aku sering baca novel roman tentang cinta dalam diam, dan semua endingnya membahagiakan, alasanku sangat masuk akal kan? Karena, masa muda itu sangat labil, salah mempergunakan emosi, akan berakibat buruk bagi lingkungan sekitar, apalagi dampak untuk diri sendiri. Nggak percaya, coba saja. Kebanyakan dampaknya itu positif, jadi gak usah takut.

Ada lagi kasus cinta anak muda yang layak aku amati, yaitu gak bisa bedain rasa cinta dan kagum. Kalau aku sendiri, selalu kagum dengan semua cewek, entah mengapa sepak terjang mereka sangat memukau. Kalau mau jatuh cinta, udah pasti aku jatuh hati pada semua cewek. Makanya aku sedikit belajar membedakan antara cinta dan kagum. Walau aku belum pernah menyatakan kekagumanku, rasanya aku udah sedikit tau siapa dan gimana pola naluri cintaku. Sudah selayaknya aku bersyukur, dengan tau maka aku sedikit bisa mengontrol emosi mudaku yang emang kurang segalanya ini.

Sebenarnya, saya ini mau membahas masalah cinta dalam diam. Pokoknya nasib orang yang gak berani nyatakan perasaan itu gak nyaman, padahal yang dicintai juga belum tentu gak cinta, gimana jika dia juga gak berani nyatakan perasaan padahal juga punya debaran yang sama dengan kita? Kebanyakan di cerita karangan pemuda pemudi ya begini. Bisa dibilang bahwa semua penulis kisah klasik percintaan itu dari kalangan pemuja cinta dalam diam, kasihan ya mereka, cuma menulis impian bisanya.

Walau demikian, cinta adalah perasaan yang sangat fleksibel, cahaya cinta mampu bersinar dengan berbagai caranya masing masing. Kayaknya tepat ini kalimat, jadi gak ada salahnya aku perjuangkan rasa sayang ku dengan cara diam.

Udah itu saja, udah malam di sini.

The Introvert, Ridwan

Aku kurang yakin bahwa namaku ini Ridwan, tapi aku dipanggil dengan nama itu. Aku pria, tapi aku memiliki cita rasa wanita. Aku kurang normal, tapi aku yakin tidak gila. Aku hidup, tapi aku tak bernafas dengan hasratku. Gimana ini...?

Komentar