Langsung ke konten utama

Hidup Sosial

     Ada yang bilang bahwa imperialisme muncul pada tahap akhir dari evolusi kapitalisme. Kasihan ya, para bangsa yang isi kepalanya cuma materialis. Berbeda dengan orang India dan Timur Tengah dahulu, mereka berdagang untuk tujuan memperluas hasil karya dan juga menyebarkan berbagai macam pemikiran peradaban. Tak ada kasus perang ataupun penaklukan kala mereka mendaratkan kapal di pelabuhan. Beda dengan orang barat yang sok kuat, seolah dunia milik mereka saja. Heran juga lama lama, apa yang mereka pikirkan coba.

     Imperialisme itu gak ada bedanya sama perampokan, kalau kita diam tunduk, mereka seperti seolah malaikat rahmat. Lalu menyebarkan propaganda mengenai betapa bijak dan pentingnya peran mereka. Giliran kalau kita lawan, pasti dalam waktu singkat kita dibabat dan terkoreksi krisis. Sampai saat ini belum ada yang bisa lolos dari krisis jikalau mencoba melawan imperialis. Meskipun begitu, apa yang dilakukan bangsa Jepang setelah kalah perang lawan sekutu layak dipertimbangkan. Kayaknya bangsa kapitalis itu bisa dikalahkan dengan godaan wanita. Sayangnya, cuma perempuan Jepang yang mau mengorbankan dirinya demi bangsa dan negara.

     Sebenarnya, aku sendiri belumlah tau benar seperti apa itu imperialisme. Apa seperti pasar bebas gitu, atau yang bagaimana. Kalau dahulu, entah tahun berapa, yang pasti jaman dulu, saat itu jumlah manusia yang tau menau tak banyak sosoknya. Sekali nya dia tau, maka semua orang ikut apa yang dia kasih tau. Bahkan ada yang saling memberi tau tentang sesuatu yang udah mereka pada tau. Katanya bahwa manusia yang merdeka adalah mereka yang berdaulat dan udah sanggup mempertahankan akal pengetahuannya. Hidup cuma buat debat.

Dia dia yang sesungguhnya tau, selalu ketawa melulu.

     Manusia makin kemari makin menjadi makhluk yang di dikhawatirkan malaikat, yaitu saling baku hantam. Yang tak kompetitif akan terbuang. Manusia udah melupakan sifat mulianya yaitu makhluk sosial. Lagipula, orang barat yang menguraikan makna sosial, dan malah orang barat pula yang menerapkan hidup sosial, ya bubar.
Aku kurang yakin bahwa namaku ini Ridwan, tapi aku dipanggil dengan nama itu. Aku pria, tapi aku memiliki cita rasa wanita. Aku kurang normal, tapi aku yakin tidak gila. Aku hidup, tapi aku tak bernafas dengan hasratku. Gimana ini...?

Komentar