Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Kut'rima suratmu, t'lah kubaca, dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu, akan hadirnya diriku
di dalam hari-harimu, bersama lagi
Kau bertanya padaku, kapan aku, akan kembali lagi
Katamu kau tak kuasa, melawan gejolak di dalam dada
yang membara menahan rasa, pertemuan kita nanti
Saat kau ada di sisiku
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Kau tuliskan padaku, kata cinta, yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku, saat ini, ku ingin hangat pelukmu
dan belai lembut kasihmu, takkan ku lupa s'lamanya
Saat bersama dirimu
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Jangan katakan cinta, menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu, ku akan datang
Kut'rima suratmu, t'lah kubaca, dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu, akan hadirnya diriku
di dalam hari-harimu, bersama lagi
Dengan begini, maka aku rindu mas Ari Lasso pulang di pelukan Dewa 19. Tetapi aku juga paham bahwa rindu akan makin memudar jika terus bersama tanpa ada warna baru. Satu warna yang sama, bukanlah kerinduan. Kita perlu dua jenis warna untuk menciptakan warna baru. Saat ini sayangku, aku masihlah berwarna sepertimu, aku tak ingin melepas rindu dengan tanpa ada peluang kita menjadi warna baru. Tunggulah aku pasti datang, dengan warna yang tak semestinya sama. Aku butuh warna yang gelap sayang, karena setiap warna yang cerah, sangat dibutuhkan warna gelap. Pun dengan dominasi gelap, dan bagaimana mungkin aku tak ingin gelap jika semesta ini adalah gelap. Kau tidak akan bisa melihatku sayang, oleh karena cahaya letaknya di mata.
Pejamkan kedua mata indahmu, karena ketenteraman akan kerinduan ada pada hal yang gelap sayang. Malah berbau filsafat, eksistensi itu penting.
Kau bertanya padaku, kapan aku, akan kembali lagi
Katamu kau tak kuasa, melawan gejolak di dalam dada
yang membara menahan rasa, pertemuan kita nanti
Saat kau ada di sisiku
Aku mulai serius sekarang. Memang inilah yang aku inginkan. Sejak dahulu aku ingin hidup dengan penuh resiko kehilangan keseimbangan. Jika aku ingat, apa yang aku jalani saat ini sayangku, tentulah aku tersenyum menahan emosi cinta. Semua yang aku sayangi, tentulah merasakan gejolak jiwa tiap harinya. Dan aneh sekali bahwa ternyata semua yang aku sayangi belum lagi ada di sisiku. Apakah aku belum bertemu mereka? Ataukah mereka yang terus mundur dari inginku memeluknya?
Teruslah membara menahan gejolak rasa, karena hidup tersusun oleh berbagai jenis rasa. Dan rasa rindu adalah unsur paling utama. Kata ku begitu.
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Tahukah kamu bahwa rindu tidak akan pernah tampak, oleh karena dia adalah naluri. Manifestasinya adalah rasa sayang. Kita tak akan pernah merindu, jika kita tak saling sayang. Pernah aku melihat seorang wanita hamil yang sangat merindu akan rasa ingin jumpa pada sosok di dalam dirinya. Dan apa yang aku lihat setelah sosok itu datang di cahaya mata si wanita, tentulah kasih sayang. Kerinduan segera tumbuh menjadi kekhawatiran dan kepedulian. Aku ingin terus memberi nutrisi pada kerinduan kita sayang, agar supaya rasa sayang kita nanti, menjadi yang paling berdaya tahan.
Karena rumornya, penyakit hubungan itu tidak menyerang rasa rindu. Maka, teruslah merindu secara berlebihan.
Kau tuliskan padaku, kata cinta, yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku, saat ini, ku ingin hangat pelukmu
dan belai lembut kasihmu, takkan ku lupa s'lamanya
Saat bersama dirimu
Kita tak pernah sekalipun bersama, untung kata cinta yang manis membara, selalu kita pertemukan bersama. Aku sangat merasakan setiap kata cinta darimu sangatlah hidup bernyawa. Walau aneh sekali jika aku telah menjadi apa yang ingin aku idamkan. Kata cinta darimu telah memeluk hangat diriku, tiap malam selalu engkau belai lembut diriku. Dan bukan hal yang mudah aku menahannya, aku ingin segera bersama dirimu, dan apakah engkau juga ingin bersamaku?
Mudah sekali melepas rindu, hanya saat yang satu masuk bertamu, bukankah hal yang lumrah bahwa melayani tamu adalah hal yang menyenangkan? Tapi, aku takut sayang.
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Jangan katakan cinta, menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu, ku akan datang
Udah itu, sebenarnya semua lirik dari lagu Dewa 19 tadi sudah sangat menarik dan utuh. Aku cuma menambah beban pada tiap bait liriknya. Lagipula adakah yang paham akan penjelasanku? Lagipula juga, aku tak akan pernah menampakkan dengan jelas tentang semua yang aku inginkan. Aku ingin membisikkan nanti padamu kekasih yang aku sayangi. Dan itupun kau tak akan paham tentang apa yang aku bisikkan, semoga kau makin hidup dengan aku punya rasa.
Penyusun kehidupan adalah rasa, dan aku baru sadar bahwa memang benar bahwa rasa itu ada dalam dada. Semua rindu dan inginmu, telah menggetarkan dadaku, dan aneh lagi bahwa getaran itu menyebar ke seluruh anggota inderaku. Siapakah dirimu?
The Introvert
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai di kata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Kut'rima suratmu, t'lah kubaca, dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu, akan hadirnya diriku
di dalam hari-harimu, bersama lagi
Kau bertanya padaku, kapan aku, akan kembali lagi
Katamu kau tak kuasa, melawan gejolak di dalam dada
yang membara menahan rasa, pertemuan kita nanti
Saat kau ada di sisiku
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Kau tuliskan padaku, kata cinta, yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku, saat ini, ku ingin hangat pelukmu
dan belai lembut kasihmu, takkan ku lupa s'lamanya
Saat bersama dirimu
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Jangan katakan cinta, menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu, ku akan datang

Kut'rima suratmu, t'lah kubaca, dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu, akan hadirnya diriku
di dalam hari-harimu, bersama lagi
Dengan begini, maka aku rindu mas Ari Lasso pulang di pelukan Dewa 19. Tetapi aku juga paham bahwa rindu akan makin memudar jika terus bersama tanpa ada warna baru. Satu warna yang sama, bukanlah kerinduan. Kita perlu dua jenis warna untuk menciptakan warna baru. Saat ini sayangku, aku masihlah berwarna sepertimu, aku tak ingin melepas rindu dengan tanpa ada peluang kita menjadi warna baru. Tunggulah aku pasti datang, dengan warna yang tak semestinya sama. Aku butuh warna yang gelap sayang, karena setiap warna yang cerah, sangat dibutuhkan warna gelap. Pun dengan dominasi gelap, dan bagaimana mungkin aku tak ingin gelap jika semesta ini adalah gelap. Kau tidak akan bisa melihatku sayang, oleh karena cahaya letaknya di mata.
Pejamkan kedua mata indahmu, karena ketenteraman akan kerinduan ada pada hal yang gelap sayang. Malah berbau filsafat, eksistensi itu penting.
Kau bertanya padaku, kapan aku, akan kembali lagi
Katamu kau tak kuasa, melawan gejolak di dalam dada
yang membara menahan rasa, pertemuan kita nanti
Saat kau ada di sisiku
Aku mulai serius sekarang. Memang inilah yang aku inginkan. Sejak dahulu aku ingin hidup dengan penuh resiko kehilangan keseimbangan. Jika aku ingat, apa yang aku jalani saat ini sayangku, tentulah aku tersenyum menahan emosi cinta. Semua yang aku sayangi, tentulah merasakan gejolak jiwa tiap harinya. Dan aneh sekali bahwa ternyata semua yang aku sayangi belum lagi ada di sisiku. Apakah aku belum bertemu mereka? Ataukah mereka yang terus mundur dari inginku memeluknya?
Teruslah membara menahan gejolak rasa, karena hidup tersusun oleh berbagai jenis rasa. Dan rasa rindu adalah unsur paling utama. Kata ku begitu.
Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Tahukah kamu bahwa rindu tidak akan pernah tampak, oleh karena dia adalah naluri. Manifestasinya adalah rasa sayang. Kita tak akan pernah merindu, jika kita tak saling sayang. Pernah aku melihat seorang wanita hamil yang sangat merindu akan rasa ingin jumpa pada sosok di dalam dirinya. Dan apa yang aku lihat setelah sosok itu datang di cahaya mata si wanita, tentulah kasih sayang. Kerinduan segera tumbuh menjadi kekhawatiran dan kepedulian. Aku ingin terus memberi nutrisi pada kerinduan kita sayang, agar supaya rasa sayang kita nanti, menjadi yang paling berdaya tahan.
Karena rumornya, penyakit hubungan itu tidak menyerang rasa rindu. Maka, teruslah merindu secara berlebihan.
Kau tuliskan padaku, kata cinta, yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku, saat ini, ku ingin hangat pelukmu
dan belai lembut kasihmu, takkan ku lupa s'lamanya
Saat bersama dirimu
Kita tak pernah sekalipun bersama, untung kata cinta yang manis membara, selalu kita pertemukan bersama. Aku sangat merasakan setiap kata cinta darimu sangatlah hidup bernyawa. Walau aneh sekali jika aku telah menjadi apa yang ingin aku idamkan. Kata cinta darimu telah memeluk hangat diriku, tiap malam selalu engkau belai lembut diriku. Dan bukan hal yang mudah aku menahannya, aku ingin segera bersama dirimu, dan apakah engkau juga ingin bersamaku?
Mudah sekali melepas rindu, hanya saat yang satu masuk bertamu, bukankah hal yang lumrah bahwa melayani tamu adalah hal yang menyenangkan? Tapi, aku takut sayang.

Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya
menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang, melepas semua
kerinduan, yang terpendam
Jangan katakan cinta, menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu, ku akan datang
Udah itu, sebenarnya semua lirik dari lagu Dewa 19 tadi sudah sangat menarik dan utuh. Aku cuma menambah beban pada tiap bait liriknya. Lagipula adakah yang paham akan penjelasanku? Lagipula juga, aku tak akan pernah menampakkan dengan jelas tentang semua yang aku inginkan. Aku ingin membisikkan nanti padamu kekasih yang aku sayangi. Dan itupun kau tak akan paham tentang apa yang aku bisikkan, semoga kau makin hidup dengan aku punya rasa.
Penyusun kehidupan adalah rasa, dan aku baru sadar bahwa memang benar bahwa rasa itu ada dalam dada. Semua rindu dan inginmu, telah menggetarkan dadaku, dan aneh lagi bahwa getaran itu menyebar ke seluruh anggota inderaku. Siapakah dirimu?
The Introvert
Komentar